Saya tidak ingin membahas mengenai istilah tersebut lebih jauh, namun ingin bercerita sedikit tentang apa yang saya (dan anak saya) alami hari kemarin Senin. Bagi anak anak saya yang sekolah menggunakan sistem fullday school, alias seharian penuh, dimulai dengan masuk sekolah pukul 7 pagi hingga selesai sekolah pukul setengah 4 sore. Tentu saja, anak SD kisaran umur 6 s/d 12 tahun, akan merasakan lelah yang luar biasa ketika pulang sekolah.
Satu hal yang menjadikan tandanya adalah 'kebiasaan' nya untuk langsung ter-tidur ketika dalam perjalanan pulang dari sekolah menuju rumah, walaupun ia sedang duduk diatas sepeda motor. Hal ini sudah berlangsung semenjak hari pertama masuk sekolah hingga saat tulisan ini dibuat. Tentu adalah hal yang wajar, dalam seusianya yang masih 7 tahun, dengan aktivitas yang padat dan juga 'potongan' karakternya yang selalu enerjik, akan mengalami saat saat 'bensin habis' ketika waktunya telah tiba, yaitu saat pulang sekolah.
Dan puncaknya adalah kemarin senin, ketika dalam perjalanan pulang yang terasa sedikit berbeda, karena banyaknya acara hajatan di beberapa tempat yang menjadikan jalan ditutup dan dialihkan kebeberapa alternatif sehingga terasa perjalanan menjadi lebih jauh dan lama dibandingkan biasanya. Dan seperti yang sudah sudah, fathimah, anak saya yang masih kelas 1, tertidur ketika dalam boncengan sepeda motor selama perjalanan pulang dari sekolah menuju rumah. Kakaknya yang bertugas sebagai bumper yang duduk di belakangnya, yang sekalian juga bertugas menjaga adiknya agar tidak jatuh, pun menjadi sangat kerepotan, karena adiknya benar benar tidur pulas, layaknya tidur di atas kasur. Bahkan beberapa kali hampir saja terjatuh dari sepeda motor, karena saking pulas-nya itu.
Ketika sampai di rumah, saat kakak-kakaknya sudah turun dari sepeda motor dan memasuki rumah, fathimah pun masih tertidur diatas sepeda motor. ck ck ck ck .... Dan ketika terbangun, alangkah terkejutnya saya ketika mendapati sepatu yang dia kenakan tinggal sebelah saja. Saking pulasnya, hingga sepatu yang terikat di kakinya terjatuh ketika dalam perjalanan pun dia tidak merasakannya.
Ada rasa marah ketika hal itu terjadi, terutama ketika proses pencarian dengan menyusuri kembali jalanan yang dilewati tadi tidak memenuhi hasil, namun saat sadar bahwa diri ini sedang melaksanakan puasa sunnah [syawal], dan sikap ikhlas senantiasa dikedepankan sebagaimana disampaikan oleh istri tersayang, toh nanti juga bisa diganti kalau ada rejeki, ujarnya, maka hati pun menjadi tenang kembali.
Dan tentu saja, karena hal ini adalah kesalahan (walaupun tanpa unsur kesengajaan), mestilah ada hukuman yang diberikan. Yakni dalam waktu dekat belum akan ada sepatu baru, dan sebagai penggantinya adalah menggunakan sepatu kakaknya yang sudah lama. Dan Alhamdulillah, fathimah pun dapat menerima dengan riang gembira konsekuensi ini. It's not a big deal for her ...
Namun keesokan harinya, dalam perjalanan berangkat menuju ke sekolah, sembari mengemudi motor dan melantunkan dzikir pagi hari, mata ini terus mencari seandainya sepatu (sebelah) yang terjatuh kemarin ada di pinggir jalan. Dan memanglah demikian, tidak jauh dari sebuah kuburan di belakang kampus UMM, saya melihat ada sekelibat bayangan sepatu di sebelah kanan jalan tengah menanti untuk diambil kembali. Maka segeralah motor diputar balik, kemudian mendatangi bayangan tersebut dan ternyata memang benar .... itu sepatu (sebelah kiri) fathimah yang terjatuh kemarin. Alhamdulillah !!
Dan kami pun semua (yang ada di sepeda motor) segera bersorak, Alhamdulillah !! dan bagi fathimah, it's still not a big deal for her ... Toh sepatu hanya dipakai ketika berangkat dan pulang saja, selain itu sepatu di simpan di rak sepatu selama perjalanan berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar